Alumina
a.
Deskripsi Umum
Aluminium oksida
(alumina) adalah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen dengan rumus kimia
Al2O3 dalam batuan bauksit.
b. Penambangan
Bauksit umumnya terjadi pada permukaan atau dekat permukaan dan
merupakan letakan-letakan mendatar, maka cara-cara penyelidikan yang paling
tepat dan praktis ialah dengan pembuatan-pembuatan sumuran (test pit). Pada
endapan-endapan yang agak tebal/dalam dapat dipergunakan bor tangan. Penambangan bijih
bauksit seperti dilakukan di pulau Bintan dan sekitarnya adalah cara tambang
terbuka. Lapisan penutupnya disingkirkan dengan bulldozer kemudian setelah
terkupas bijihnya dikeruk dengan power shovel. Bijih ini kemudian diangkut
ketempat pencucian. Bijih bauksit jika diproses dengan
benar, maka akan menghasilkan alumina. Dari alumina inilah logam aluminium
dibuat. Alumina yang dielektrolisa dalam bejana cryolit cair, akan menghasilkan
logam aluminium.
c. Pengolahan
Untuk mendapatkan logam aluminium,
bijih bauksit memerlukan beberapa tahap preparasi dan ekstraksi. Dalam preparasi, bijih bauksit dicuci dan disaring untuk menghilangkan
sebanyak mungkin terutama lempung dan kwarsa serta pengotor lain yang berukuran
kecil. Produk dari preparasi ini disebut washed bauxite, dapat diproses
lebih lanjut menggunakan proses Bayer untuk menghasilkan secara garis besar dua
jenis alumina (Al2O3), yaitu,
ü
Chemical
grade alumina, merupakan bahan baku produksi logam
aluminium,
ü
Smelting
grade. merupakan bahan baku untuk industri kimia dan keramik.
Bijih–bijih yang berbentuk konkresi dan
campuran-campurannya yang terdiri dari silica, pasir-pasir berwarna dan
kotoran-kotoran lainnya yang berukuran lebih kecil dari 2 mm dipisahkan dengan
alat pemisah. Bijih bauksit diolah menjadi alumina dengan Proses Bayer
(lihat Gambar 12). Untuk membuat logam aluminium kemudian alumina tersebut
diextrolisa didalam bejana cryolit cair.
Bauksit merupakan bahan yang heterogen. Cirri fisik
bauksit adalah warna keabu-abuan sampai kuning atau kecoklatan, Kekerasan 3,
Berat jenis 2.5, umumnya berupa tanah yang sering bercampur dengan Fe, karena
Fe dapat mengganti Al sehingga akan berwarna kemerah-merahan atau merah,
Cryolite juga sering digunakan sebagai sumber Al yan digunakan sebagai Fluk
dalam proses elektrolisa. Secara umum bauksit mengandung, yaitu,
Ø
Al2O3 sebanyak 45
– 65 %,
Ø
SiO2 sebanyak 1 – 12 %,
Ø
Fe2O3 sebanyak
2 – 25 %,
Ø
TiO2 sebanyak > 3 %, dan
Ø
H2O sebanyak 14 – 36 %
c. Kegunaan Alumina
Alumina sebagian besar dipergunakan dalam berbagai industri, seperti:
ü
Industri Aluminium (hampir 65 % alumina dipergunakan sebagai
bijih untuk logam Al)
ü
Industri Abrasive atau bahan pembuatan ampelas (hampir 10
%),
ü
Refractory (bahan tahan api),
ü
Industr kimia (75%)
ü
Industri Semen.
d. Tempat Lokasi Penambangan Bauksit
Tempat lokasi
Bauksit ada di Pulau Bintan (Kepulauan Riau), Singkawang (Kalimantan Barat), Kalimantan Tengah, Pulau Bangka, dan Pulau Bintan.